Patriarki dalam Budaya Batak dan Peran Hukum dalam Mengadaptasi Budaya Batak bersama Ina Rachman

Pernah punya tetangga orang Batak yang punya dua anak laki-laki, beliau pernah cerita kalau di budaya Batak keturunan anak laki-laki sangat diharapkan, karena anak laki-laki yang akan menurunkan garis keturunan keluarganya.  

Apa saja yang kalian ketahui budaya Batak? Walau belum pernah menyaksikan secara langsung tapi aku tertarik dengan budaya Batak salah satunya adalah proses pernikahan yang panjang. 

Kembali ke topik kehadiran anak laki-laki yang sangat diharapkan, ternyata hal itu tak lepas karena budaya Batak yang menganut sistem patriarki, anak laki-laki lebih diutamakan dibanding anak perempuan. Pengaruh sistem patriarki ini ternyata juga membuat para orang tua mengusahakan yang terbaik untuk anak laki-laki, seperti mengutamakan pendidikan terbaik, orang tua akan mendukung pendidikan setinggi mungkin untuk anak laki-lakinya. 

Budaya patriarki ini juga sampai pada hal pembagian warisan kelak, ternyata di budaya Batak seharusnya hanya anak laki-laki yang mendapat warisan dari keluarga, anak perempuan tidak akan mendapat warisan. Jadi kalau ada anak perempuan yang mendapat warisan,  itu karena kasih sayang dari orang tua. Sebagai orang Jawa Tengah awalnya aku agak kaget karena di budaya aku anak laki-laki dan perempuan tetap mendapatkan harta warisan, walau pembagiannya anak perempuan lebih sedikit dibanding anak laki-laki. 

Tapi itulah yang namanya keanekaragaman budaya yang tentunya harus dihormati, karena Indonesia ini terdiri dari beragam suku bangsa, dan memiliki keragaman budaya, jadi harus saling menghormati satu sama lain. Jujur mempelajari tentang budaya Batak adalah hal yang menarik buat aku. Dan untuk mempelajari lebih lanjut aku datang ke event Wedding Batak Exhibition 2024.

Wedding Batak Exhibition 2024

Pada hari Sabtu aku datang ke event Wedding Batak Exhibition 2024 yang berlangsung di gedung SMESCO Convention Hall. Event ini berlangsung dua hari, dari tanggal 7-8 September 2024. Gedung SMESCO ini letaknya dekat dengan Halte LRT Pancoran. Aku kesana dari Depok menggunakan transportasi KRL dilanjutkan dengan LRT. Enjoy Jakarta karena transportasi umum sudah terintegrasi.

Wedding Batak Exhibition 2024 by Helaparumaen X Chathaulos merupakan Pameran Pernikahan Batak Pertama di Jakarta. Ini adalah Pameran Exhibition, Fashion Show, Talk Show, juga ada Music Concert dan Kompetisi MUA. Di Pameran ini menghadirkan 110+ vendor yang akan membantu calon pengantin mewujudkan pernikahan dengan adat Batak. Acara ini juga didukung IWITA.

Seru dan menarik bisa mengenal budaya Batak melalui pameran ini. Melihat-lihat beragam kain ulos, mencicipi makanan khas Batak yang ada di stand catering, dan menyimak talk show yang membahas tentang harta warisan di budaya Batak.

Talk Show Harta Tahta Wanita

Saat aku datang pas banget ada sesi talk show dengan tema Harta Tahta Wanita yang mengangkat tema "Patriarki dalam Budaya Batak, Peran Hukum dalam mengadaptasi Budaya Batak" dengan narasumber Bu Ina Rachman S.H., M.HUM dan moderator Bu Martha Simanjuntak.  

Yuk kenalan dengan Bu Ina Hermawati Rachman, nama lengkap Bu Ina Rachman. Beliau adalah pendiri Maestro Law Office, salah satu firma hukum korporasi ternama yang khusus menangani penjualan langsung dengan klien. Beliau adalah seorang pemimpin bisnis yang sudah berpengalaman lebih dari 20 tahun, bekerja di industri penjualan langsung. 

Beliau juga berperan sebagai pendidik lepas untuk Pengawas Pegawai Negeri Sipil, Departemen Perdagangan dan Departemen Penyidik Pidana Indonesia (Bareskrim Polri). Beliau memiliki prestasi yang membanggakan sebagai Sekretaris Jenderal APLI (Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia) yang diakui oleh industri karena berperan penting dalam memastikan peraturan yang menguntungkan dan dukungan lain dari pemerintah Indonesia dalam berbagai isu penting untuk pengembangan industri penjualan langsung Indonesia. 

Seperti yang aku tulis sebelumnya, kalau dalam budaya Batak harta warisan sepenuhnya jatuh ke anak laki-laki saja. Kalaupun anak perempuan kebagian itu karena berdasarkan kasih sayang orang tua. Dan Bu Ina Rachman mengatakan untuk mengatasi masalah warisan dalam budaya Batak peran hukum diperlukan, untuk mengadaptasi budaya tersebut. 

Indonesia memiliki hukum positif, artinya hukum berlaku di waktu tertentu dalam wilayah negara tertentu. Bentuknya terdiri dari hukum tertulis (undang- undang), dan hukum tidak tertulis (hukum adat).

Pembagian harta di Batak bisa menggunakan hukum Islam (bagi muslim Batak) jadi anak laki-laki dan perempuan sama-sama mendapat hak warisan. Bu Ina Rachma berkata pada dasarnya hukum waris akan SAH selama ada kesepakatan dari seluruh ahli waris.

Apalagi sekarang ini sudah banyak perempuan Batak yang berhasil dalam meniti karir bahkan bisa mengangkat derajat keluarganya. Walau masih ada yang tidak mendukung perempuan berkarir karena pemikiran wanita harusnya di rumah saja. Padahal zaman berubah, perempuan Batak bisa bekerja untuk membantu memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat.

Zaman berubah, kesetaraan gender juga sudah berlaku, perempuan dan laki-laki bisa mendapatkan pendidikan yang sama tinggi, untuk di kantor pun perempuan banyak yang jadi pemimpin, bukan hanya laki-laki saja. Walau begitu adat budaya tetap harus dijunjung, Wonderful Indonesia, Indonesia yang indah ini kaya akan keragaman adat dan budaya dari berbagai suku yang ada di Indonesia.

Indonesia negara hukum, hukum yang berlaku hukum tertulis berdasarkan undang-undang. Bu Ina Rachman juga berpesan untuk para pasangan sebelum menikah bisa melaksanakan perjanjian pra nikah, demi menghindari pertikaian kemudian hari. Dan kelak anak perempuan bisa mendapatkan hak waris juga dari keluarganya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cha-Ching Kid$ At Home Belajar Konsep Keuangan dari Rumah Dengan Menyenangkan

Produk Yang Tepat Untuk Cegah dan Atasi Ruam Popok dan Biang Keringat

Pengalaman Baby Spa di Pregnansia Graha Raya