Edukasi Mitigasi Bencana Alam Sangat Penting Bagi Kita Semua
Sumber Pixabay |
Sedih dan was-was karena bencana yang menimpa negeri ini datang bertubi-tubi. Yang baru-baru ini terjadi ada gempa bumi di Cianjur, lalu disusul dengan gempa bumi di Garut dan erupsi gunung di Semeru. Kalau dibilang menjelang akhir tahun banyak bencana, tapi menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dari awal tahun sampai awal November 2022 ini sudah ada 3286 peristiwa bencana alam yang terjadi di seluruh Indonesia.
Masih teringat betul saat gempa bumi yang terjadi di Cianjur yang terasa sampai daerah Jabodetabek. Saat itu saya sedang berada di dalam kamar, menyusui Alma dikasur. Saat pertama merasakan kasur agak bergoyang saya masih mencerna, apa ini goyang karena saya sambil menimangnya dipangkuan, tapi saat melihat ke arah lemari ternyata lemari juga goyang. Saat itu saya agak panik dan langsung buru-buru menggendong Alma sambil mencabut HP yang sedang dicharge. Saya hanya ingin secepatnya keluar rumah.
Walau pengalaman terkena dampak gempa yang saya rasakan tidak sebanding dengan yang dirasakan saudara-saudara di Cianjur. Tapi sampai sekarang masih ada sedikit rasa trauma dan rasa takut terbayang gempa waktu itu. Tak terbayang deh bagaimana trauma yang dirasakan teman-teman yang terdampak langsung gempa di Cianjur.
Negeri Indonesia yang memang terdiri dari kepulauan, dibatasi laut, samudera dan memiliki banyak gunung aktif, membuat negeri ini rawan terkena bencana alam. Seperti gempa bumi, longsor, erupsi, banjir bahkan tsunami besar pernah melanda negeri ini, saat itu di Aceh pada tahun 2004 lalu. Kita semua sudah tahu keadaan alam di Indonesia harusnya sudah teredukasi dengan yang namanya mitigasi bencana. Mitigasi bencana kalau kita cari artinya di google adalah segala upaya mulai dari pencegahan sebelum suatu bencana terjadi, sampai dengan penanganan usai suatu bencana terjadi.
Memang sudah seharusnya mitigasi bencana alam dilakukan secara inklusif. Tapi pada kenyataannya saat bencana terjadi, seringnya edukasi seperti ini tidak diingat ilmunya, lebih sering masyarakat panik, sama seperti yang saya rasakan waktu itu. Aku yang sehat saja panik lho saat gempa kemarin, terus bagaimana ya dengan para disabilitas dan OPYMK (orang yang pernah menderita kusta)? Bagaimana mereka saat sedang ada bencana, dimana mereka memang memiliki keterbatasan untuk menyelamatkan diri.
Berangkat dari rasa penasaran membuat aku menonton tayangan youtube Ruang Publik KBR yang mengangkat tema "Penanggulangan Bencana Inklusif Bagi OPYMK dan Penyandang Disabilitas" yang tayang live di youtube pada hari Selasa, 29 November 2022 lalu. Tayangan ini dipandu host Rizal Wijaya, dengan pembicara Drs.Pangarso Suryotomo selaku Direktur Direktorat Kesiapsiagaan BNPB yang akrab dipanggil Pak Papang. Juga ada Pak Bejo Riyanto selaku Ketua Konsorsium Peduli Disabilitas dan Kusta (PELITA), Disabilitas Terdampak Bencana.
Pak Bejo yang berdomisili di Bantul, Yogyakarta membagikan ceritanya saat mengalami gempa di Bantul beberapa waktu yang lalu. Beliau bercerita bagaimana beliau mencoba menyelamatkan diri saat terjadi gempa, beliau juga merasakan was-was sampai tidak berani mengunci pintu rumah karena takut adanya gempa lagi. Saat terjadi bencana orang-orang memang kebanyakan berupaya menyelamatkan diri sendiri dulu, sehingga orang dengan disabilitas dan OPYMK seringkali terlupakan. Makanya edukasi mengenai mitigasi bencana penting dilakukan agar disabilitas dan OPYMK juga dapat menyelamatkan dirinya saat sedang terjadi bencana.
Pak Papang mengatakan bencana alam yang sering terjadi di Indonesia selama 2022, mulai dari banjir, cuaca ekstrem, tanah longsor, gelombang abrasi membuat Indonesia masuk dalam 10 besar negara yg penduduknya meninggal karena bencana. Ada 15 kecamatan yang terdampak gempa di Cianjur. Pak Papang mengatakan bencana alam dapat menimbulkan calon disabilitas bertambah. Ya karena dengan terkena bencana alam, bisa saja kita jadi disabilitas.
Pak Papang mengatakan kalau ternyata teman-teman disabilitas juga ingin membantu dan dilibatkan saat terjadinya bencana alam, saat mereka ternyata dapat selamat dalam bencana alam. Karena itu penting sekali mitigasi bencana alam bagi semuanya terutama teman-teman disabilitas dan OPYMK. Mereka harus diedukasi mengenai apa yang harus dilakukan saat terjadinya bencana. Karena kenyataannya orang pertama yang bisa menyematkan diri saat ada bencana alam adalah diri kita sendiri.
Setuju... Pelajaran ttg bencana alam ini harusnya masuk ke pelajaran sejak TK. Seperti di Jepang, yg mana gempa bumi sering banget terjadi. Bahkan anak TK udah tau apa yg harus dilakukan saat terjadi gempa.
BalasHapusTapi memang di Indonesia msh blm banyak disosialisasikan. Aku aja baru tahu langkah2 yg dilakukan saat gempa, itu pas udah kerja mba, Krn di kantor dulu rutin mengadakan drill atau latihan bencana alam, latihan kebakaran atau latihan perampokan. Kalo ga kerja di kantor lama, mungkin aku pun masih meraba2 aja soal gempa.
Ga kebayang kalo utk orang2 yang berkebutuhan khusus Yaa :(. Belum lagi saat mereka di penampungan.. semoga sih pelan2 kita lebih mensosialisasikan soal mitigasi bencana ini, supaya paham apa yg harus dilakukan