Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, Yuk Peduli Dengan Gangguan Kesehatan Jiwa
Bismillah...hari ini aku mau membahas mengenai kesehatan mental atau kesehatan jiwa, dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia yang jatuh pada tanggal 10 Oktober hari Minggu yang lalu. Tema Hari Kesehatan Jiwa Sedunia tahun ini adalah "Mental Health in An Unequal World"
Seperti yang diketahui, kalau sampai saat ini masih banyak orang yang menyepelekan masalah kesehatan jiwa. Bahkan dengan mudahnya mengatakan orang yang terkena gangguan jiwa adalah orang yang kurang iman, sehingga obatnya adalah cukup mendekatkan diri kepada Tuhan. Padahal orang yang mengalami gangguan kesehatan jiwa, bukan berarti orang itu jauh atau tidak taat kepada Tuhannya.
Masalah kesehatan jiwa tidak bisa disepelekan begitu saja, sama halnya dengan kesehatan raga atau jasmani yang sangat penting. Saat raga atau jasmani kita sakit, yang kita lakukan adalah pergi mendatangi dokter untuk berobat, nah saat jiwa atau mental kita tidak sehat, yang harusnya kita lakukan juga mendatangi psikiater untuk konsultasi dan berobat.
Entah mengapa mendatangi psikiater masih dianggap tabu bagi kebanyakan orang, bahkan menganggap orang yang memiliki gangguan mental atau jiwa adalah aib dan menyebut mereka dengan istilah "orang gila". Menganggap kalau gangguan jiwa adalah aib, padahal itu bukan aib. Karena banyak orang yang terlihat sehat dan bugar jasmaninya sebetulnya mengalami gangguan kesehatan jiwa.
Kesehatan jiwa ini adalah bagian dari kesehatan secara keseluruhan. Sehat jiwa berarti sehat secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga seseorang dapat hidup secara mandiri, produktif dan mampu berkontribusi. Gangguan jiwa ini bisa dialami saat umur masih muda, yang akibatnya adalah penurunan produktivitas, kehilangan kualitas hidup sampai harus menjalani pengobatan kronis.
Masalah kesehatan jiwa ini menjadi masalah besar karena menurut data WHO pada 2016 terdapat 35juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta orang terkena skizofrenia serta 47,5 juta terkena dimensia. Di Indonesia sendiri dari data Riset kesehatan dasar Kementerian Kesehatan (2013) prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk.
Apa yang harus dilakukan untuk mengatasi gangguan kesehatan jiwa, yang apabila itu terjadi di diri sendiri atau lingkungan terdekat kita:
- Pertama adalah menyadari sehat atau tidak sehat kondisi jiwa kita, dan berusaha menerima apabila kita sendiri yang mengalaminya.
- Perhatian, memberi perhatian kepada keluarga atau tetangga apabila melihat ada yang mengalami gangguan kesehatan jiwa. Misalnya ditandai dengan depresi berlebih dan terus menerus.
- Mengobati, pergi meminta bantuan dan berobat apabila kesehatan jiwa terganggu. Konsultasi ini sudah bisa dilakukan di Puskesmas.
- Mendukung orang dengan gangguan jiwa dengan menyarankan untuk konsultasi dan berobat ke psikiater.
- Memperlakukan orang dengan gangguan kesehatan jiwa dengan layak dan sama, karena mereka berhak hidup dengan baik sama seperti orang yang sehat jiwanya.
Komentar
Posting Komentar