Gerakan Melawan Obesitas dan Pentingnya Menjaga Kesehatan Penglihatan

Kamu koq tambah kurus sih sekarang? perasaan waktu SMA gemuk deh. Stress ya kamu punya anak banyak? Yah nyinyiran kaya gitu sih aku skip aja. Yakali punya tiga anak laki yang ganteng dan pinter emaknya stress? Faktanya aku sih sangat bahagia. Emang susah sih sama pola pikir di masyarakat yang menganggap kalau punya tubuh gempal pertanda hidupnya makmur dan bahagia.

Padahal sih dari jaman aku masih SMA sampai saat ini, BB aku mentok di angka 60kg atau 62kg (tergemuk) kecuali saat hamil yah BB aku pernah menyentuh angka 76kg. Dibilang kurus nggak juga kan, soalnya terasa nih lingkar pinggang kelebihan lebarnya ๐Ÿ˜…. Malah masih punya Pe Er buat ngurangin BB lagi. Mungkin terlihat kurus karena aku pintar menyiasati saat berpakaian.



Pola pikir di masyarakat yang salah seperti itu, yang bikin aku bersemangat untuk meluruskan agar pikirannya terbuka dan benar. Karena obesitas adalah faktor individu terkena PTM penyakit tidak menular. 

Selasa kemarin tanggal 8 Oktober 2019 saya bersama rekan blogger datang ke gedung Prof. Sujudi Kemenkes yang berlokasi di Jalan Rasuna Said Kuningan Jakarta Selatan. Dalam rangka memperingati Hari Penglihatan Sedunia dan Hari Obesitas Sedunia 2019.


Kemenkes mengadakan peringatan ini supaya kita lebih aware akan kesehatan kita, mulai dari kesehatan penglihatan dalam rangka World Sight Day dan BB kita untuk gerakan melawan obesitas. 

Gerakan Melawan Obesitas 


Pengertian Obesitas adalah penumpukan lemak berlebih akibat tidak seimbangnya asupan energi (energy intake) dengan energi yang digunakan (energy expenditure) dalam waktu lama.


Mengukur IMT (Indeks Massa Tubuh), mengukur berat badan dalam kilogram dan dibagi dengan tinggi badan, adalah salah satu cara mengetahui apakah berat badan kita ideal atau tidak. Selain itu mengukur perut, lingkar  pinggang juga penting untuk mengetahui tubuh terkena obesitas atau tidak? 

Faktor Obesitas

Obesitas yang dialami tubuh kita terjadi disebabkan oleh berbagai macam faktor diantaranya: 

Faktor Genetik

Seperti yang aku ceritakan di atas, pandangan yang beredar dimasyarakat bila melihat orang gemuk menandakan orang itu hidupnya makmur adalah salah. Sama halnya melihat anak kecil bertubuh gempal dibilang imut dan menggemaskan juga ternyata salah adanya. 

Orang tua adalah salah satu faktor anak-anak menjadi obesitas, peluang anak terkena obesitas sebesar 40-50% apabila hanya salah satu dari orang tua terkena obesitas. Apabila orang tua dua-duanya obesitas makan peluang anak terkena obesitas bertambah menjadi 70-80%. 

Faktor Lingkungan

Dimulai dari pola makan yang salah, asupan energi yang masuk ke tubuh tidak sesuai dengan aktifitas harian. Jenis makanan yang kita konsumsi juga sangat mempengaruhi kita terkena obesitas. Konsumsi makanan yang tinggi lemak, gula, serta kurang serat menyebabkan ketidakseimbangan energi. 

Melewatkan sarapan yang menyebabkan porsi makan siang lebih banyak pada siang hari. Juga pengolahan makanan yang salah, biasanya faktor ini disebabkan oleh ibu sebagai orang yang bertanggung jawab mengolah makanan di rumah. Sayuran diolah dengan dimasak santan, dada ayam diolah dengan digoreng dengan tepung.

Kurangnya aktifitas fisik, kemajuan jaman yang terlalu memudahkan hidup kita. Menyebabkan kita kurang gerak, terkadang jarak yang dekat saja ditempuh dengan transportasi online. Jalan kaki, naik tangga dan olahraga teratur sangat penting dilakukan untuk menjaga berat ideal tubuh kita. 

Faktor Obat-obatan dan Hormonal

Obat-obatan jenis steroid yang digunakan dalam jangka waktu lama untuk terapi asma, osteoartritis dan alergi dapat menyebabkan nafsu makan meningkat. Atau gangguan hormon leptin, ghrelin, tiroid, insulin dan estrogen

Data Obesitas

Seperti yang kita ketahui saat ini obesitas adalah masalah terbesar kesehatan masyarakat global, obesitas menjadi peringkat tiga besar penyebab gangguan penyakit kronis. Di dunia obesitas  meningkat lebih dari dua kali lipat sejak tahun 1980. 

Lebih dari 600 juta orang mengalami obesitas pada usia 18 tahun keatas. Diseluruh wilayah, obesitas terjadi lebih tinggi pada perempuan, pria 11% wanita 13%. Berat badan berlebih dan obesitas menjadi penyebab kematian populasi di berbagai negara didunia. Bahkan 41 juta anak d usia dibawah usia 5 tahun kelebihan berat badan dan obesitas.

Dampak Obesitas

Dampak metabolik

Lingkar perut pada pria >90cm dan wanita >80cm akan berdampak pada peningkatan trigliserida dan penurunan kolesterol HDL, serta meningkatkan tekanan darah. Keadaan ini disebut dengan sindroma metabolik

Dampak penyakit

Begitu banyak penyakit yang timbul akibat obesitas seperti pemburukan asma, Kanker Payudara, Perlemakan hati, Penyakit kandung empedu, Osteoartritis (radang sendi lutut dan pinggul), Ginjal, Prostat, Varises, Stroke, Sleep apnoea (henti nafas saat tidur), Diabetes Melitus tipe 2, Penyakit jantung koroner, Hipertensi, Colon, Hormon reproduksi abnormal, Polikistik ovarium sindrom, Asam urat dan gout.

Meningkatnya angka obesitas di Indonesia berdampak dengan meningkatnya kasus PTM, dalam kurun waktu 4 tahun pelaksanaan JKN, jumlah pembiayaan meningkat hingga 68% yaitu dari 14,3 triliun naik menjadi 21 triliun. 

Mencegah Obesitas

Obesitas bisa dicegah dari mulai usia dini dengan cara-cara seperti berikut:

Chicken Thai Salad, contoh menu sehat yang tinggi serat

-MPASI mulai usia 6 bulan. 
-Konsentrasi saat makan, Tidak makan sambil menonton Tv atau main game. 
-Perbanyak aktifitas fisk jalan kaki naik tangga. 
-Membawa bekal dari rumah.  
-Batasi konsumsi lemak, gula, garam. Anjuran konsumsi gula 50gram (4sdm) garam 5gram (1sdt),   minyak 67 gram (5sdm).
-Perbanyak konsumsi sayur dan buah. 
-Makan dengan piring T, makan dengan gizi yang seimbang, isi piring 1/3 dengan lauk pauk, 1/3   dengan buah, 2/3  dengan sayuran, 2/3 dengan makanan pokok karbohidrat. 
-Batasi minuman kemasan karena tinggi kandungan gula. 
-Tidak merokok dan minum alkohol. 
-Melakukan aktifitas fisik secara benar, teratur dan terukur. 
-Istirahat tidur yang teratur dan cukup, karena kurang tidur dapat meneyebabkan hormon leptin   terganggu sehingga rasa lapar tidak terkontrol. 

World Sight Day

Mata Kita ''Jendela Dunia". Mata kita adalah organ sensoris yang paling penting, 80% informasi berasal dari penglihatan kita.


Pada World Sight Day atau Hari Penglihatan Sedunia ini, mari kita memastikan bahwa setiap orang dimanapun bisa memiliki akses yang sama ke sarana pelayanan kesehatan mata, sehingga dapat mempunyai kualitas hidup yang baik.

Dalam rangka hari penglihatan sedunia, ketua PERDAMI Indonesia Bapak Shidiq mengatakan gangguan mata adalah masalah global, Lebih dari 1 milyar orang tidak bisa melihat dengan baik dilihat dari banyaknya orang yang memakai kacamata. Termasuk aku di dalamnya. 

Kesehatan mata sangat penting, karena orang yang terganggu penglihatan nya aktifitas nya juga akan terganggu. Juga menyebabkan kurang produktif. Kalau aku pribadi sih gak bisa gak pakai kacamata setiap beraktifitas,  harus pakai kacamata selalu. Karena mataku minus nya lumayan, walau sudah lama gak kontrol terakhir kontrol sudah 3,5. 

Selain penggunaan kacamata masalah penglihatan yang terbesar adalah penyakit katarak, katarak disebabkan proses penuaan atau sebab lain yang menyebabkan penurunan tajam penglihatan bahkan sampai kebutaan. Biasanya katarak diderita pada usis di atas 40 tahun tapi pada kasus tertentu anak dan bayi juga bisa menderita. 

Penyebab Katarak

-Biasanya dialami oleh orang usia lanjut diatas 40tahun.  
-Paparan sinar ultra violet, cegah dengan memakai kacamata hitam saat beraktifitas diluar ruangan. 
-Riwayat keluarga, terkena penyakit mata lain seperti glaukoma, uveitis, trauma. 
-Kelainan sistemik seperti punya penyakit kencing manis. 
-Pemakaian tetes mata steroid secara rutin. 
-Kebiasaan merokok. 

Untuk mencegah terjadinya gangguan penglihatan bisa dicegah dengan hal berikut:

-Menghindari membaca terlalu dekat. 
-Membaca ditempat yang terang atau cukup pencahayaan nya. 
-Tidak melihat dan main game di hp sambil tiduran. 
-Tidak menonton tv dengan jarak terlalu dekat. 
-Menghindari penggunaan laptop dan komputer dengan jarak monitor ke mata terlalu dekat. 
-Hindari penggunaan gadget terlalu lama. 
-Melakukan olahraga mata agar menjadi lebih kuat dan elastis. 
-Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin A dan diet gizi yang seimbang. 
-Istirahat yang cukup. 
-Hindari asap rokok. 

Pemerintah juga menyediakan instalasi kesehatan untuk rutin cek kesehatan mata, bisa di Posbindu, (melalui pemeriksaan sederhana), Puskesmas, Klinik swasta, Rumah sakit, bahkan nih kalau aku suka memeriksa di optik di Mall.

Kesalahan yang aku lakukan dahulu sehingga menderita minus yang cukup besar angkanya karena kebiasaan membaca sambil tiduran, juga di tempat yang gelap. Kalau sudah begini aku ketergantungan dengan kacamata seumur hidup, tetapi untuk mencegah bertambah minus biasanya aku melakukan pencegahan dengan melakukan hal yang aku paparkan di atas. 








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cha-Ching Kid$ At Home Belajar Konsep Keuangan dari Rumah Dengan Menyenangkan

Produk Yang Tepat Untuk Cegah dan Atasi Ruam Popok dan Biang Keringat

Atasi Masalah Kulit Dermatitis Atopik dengan Mustela Stelatopia+ Emollient Cream